Cerita pengusaha sukses

 Si Anak Singkong

Hasil gambar untuk si anak singkong

Anda mengenal buku yang berjudul "Si Anak Singkong" ? Sudah tidak asing lagi bagi kita mengenal nama buku yang terbit pada tahun 2012 lalu. Mari kita simak cerita pengusaha sukses ini.

Ia bernama Chairul Tanjung, lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1962,beragama Islam, ayahnya bernama Abdul Ghafar Tanjung, berasal dari Sibolga, Sumatera Utara,  merupakan seorang wartawan pada orde lama, yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil, sedangkan sang ibu bernama Halimah, seorang suku sunda, keturunan Cibadak, Jawa Barat. Ketika pada masa orde baru, ayahnya dipaksa tutup karena bersebrangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan ini membuat mereka tinggal di kamar losmen yang sempit. 

Kenapa disebut anak singkong ? Karena itu sebutan untuk masyarakat yang sangat miskin dan kumuh di Jakarta. Walau begitu, Chairul Tanjung (CT) tidak pantang menyerah, semua kesuksesannya dia tebus dengan keringat, darah dan air mata yang telah mengantarkannya kepada gerbang kesuksesannya seperti sekarang ini.

Setelah melihat biodatanya serta latar belakangnya, mari kita telusuri lebih dalam.

1. Dari Segi Pendidikan

Hasil gambar untuk belajar
Chairul Tanjung (CT) bersekolah di SD Van Lith, Jakarta pada tahun 1975, kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith, Jakarta tahun 1978, kemudian melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di SMAN 1 Boedi Utomo yang sekarang menjadi SMAN 1 Jakarta, pada tahun 1981, lalu melanjutkan studi nya di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia lulus pada tahun 1987, kemudian di IPPM tahun 1993.

Untuk memenuhi kebutuhan kuliah, CT berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan jasa fotocopy di kampus. Ia pernah mendirikan toko yang menjual peralatan khusus kedokteran dan laboratotium di daerah Senen Raya, Jakarta Pusat, namun tokonya bangkrut. CT merupakan anak yang teladan dengan bukti ia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional pada tahun 1984-1985.

2. Memulai Bisnis

Hasil gambar untuk memulai bisnis

Setelah lulus kuliah, CT bersama tiga rekannya mendirikan sebuah perusahaan yang di beri nama PT Pariati Shindutama pada tahun 1987, bermodal awal 150 juta rupiah yang dipinjam dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak ekspor. Setelah tiga bulan awal dimulainya pabrik tersebut dilalui dengan terlunta-lunta tanpa pesanan. Disaat pabrik terancam bankrut, keberuntungan datang kepadanya, datang pesanan sendal dari luar negeri sejumlah 12.000 pasang dengan estimasi 6.000 pasang dikirim awal, dan berubahlah pabrik itu dari pabrik sepatu menjadi pabrik sendal, saat melihat hasil kerja pabrik tersebut, pihak pemesan merasa tertarik dan langsung melakukan pesanan kembali bahkan mencapai 240.000 pasanan, mulailah pabrik tersebut berkembang. Setelah beberapa lama akhirnya CT memutuskan untuk berhenti berekan dan mulai membangun bisnis dengan modal pribadi.

CT menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi (Perusahaan yang punya beragam bisnis dan memungkinkan tidak ada kaitan antara satu sama lain) ini mempunyai para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (Properti).


Kehebatannya CT membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnis yang ia kelola semakin berkembang. CT mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti : Keuangan, Properti, Multimedia.



  1. CT memiliki sejumlah perusahaan di bidang Financial, antara lain : Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.
  2. Perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Para Group memiliki Bandung Supermall, mall seluas tiga hektar ini menghabiskan dana Rp.99 Miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada tahun 1999.
  3. Di bidang Investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya Trans Crop membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40%. MoU (Memorandum of Understanding) pembelian saham Carefour ini ditanda tangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
  4. Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans 7, Mahagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Chairul Tanjung meremiskan perubahan Para Group menjadi CT Group pada tanggal 1 Desember 2011. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding : Mega Corp, Trans Corp dan CT Global Resources yang meliputi layanan finacial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

3. Faktor Sukses 

Hasil gambar untuk faktor sukses chairul tanjung
  1. Faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu:
    1. Kesadaran diri
    Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. 
    2. Pengaturan diri
    Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. 
    3. Motivasi
    Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
  2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu:

    1. Empati
    Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. 

    2.Keterampilan sosial
    Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

4. Tips Sukses

Hasil gambar untuk faktor sukses chairul tanjung

1. Sukses itu adalah hak setiap orang

Kesuksesan tidak hanya milik orang kaya, kesuksesan adalah milik orang yang mau berusaha untuk mendapatkannya. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki haknya untuk menjadi sukses, setelah orang tersebut menjalankan kewajibannya untuk menjadi pribadi yang sukses.

2. Sukses itu adalah komitmen

Penggunaan kata komitmen memberikan makna penegasan dan kesungguhan seseorang untuk melakukan suatu hal. Chairul Tanjung menyebutkan ada tiga komitmen yang harus dijalankan agar menjadi pribadi sukses yaitu komitmen untuk disiplin, belajar dan menjalankan rencana.

3. Sukses adalah sebuah proses

Kesuksesan tidak dapat dijadikan hanya dalam waktu semalam. Kesuksesan tidak berati kaya. Menjadi kaya bisa saja didapatkan dalam waktu semalam, contoh menang lotere (catatan: orang yang kaya karena lotere, umumnya tidak dapat mempertahankan kekayaannya dalam waktu yang lama). Kesuksesan didapatkan dengan menjalani proses, dimana dalam sebuah proses selalu ada kegagalan, keberhasilan dan kondisi stagnan. Jadi nikmatilah proses menuju kesuksesan. 

4. Sukses adalah kebiasaan

Pernakah Anda mengamati penjual kain di toko kain atau penjual baju di department store? Mereka mampu menghitung diskon dalam waktu yang cepat, mereka mampu menghitung harga kain dalam waktu yang cepat. Relatif lebih cepat dibandingkan Kita menghitung. Kira-kira apa rahasianya? Ya benar mereka sudah hafal alias sudah terbiasa dengan angka-angka tersebut. Kesuksesan juga harus dibiasakan, seorang pebisnis sukses tidak takut bangkrut, karena mereka sudah terbiasa sukses dan mampu berdiri kembali jika suatu ketika mereka terjatuh.

5. Manajemen 

  • Hasil gambar untuk si anak singkong

  • 1.Berdisiplin dalam memutar uang
Chairul mengatakan bahwa usahanya bisa maju salah satunya karena ia disiplin memutar uang keuntungan usaha. Ia menyebutkan ada momen tak terlupakan ketika dia mendapatkan uang cukup besar saat kuliah di tahun 1981. Waktu itu ada buku kuliah yang biaya fotokopinya Rp500. Dia kemudian mencari tempat fotokopi murah dan dia bisa mendapat harga Rp150 per buku. Dia kemudian menawarkan buku tersebut kepada teman-temannya dengan harga Rp300.


100 teman kuliahnya ternyata mau membeli buku dengan harga lebih terjangkau tersebut. Dia mendapatkan untung Rp150 X 100 orang, yaitu Rp15 ribu. Dari keuntungan Rp15 ribu itu ia gunakan untuk memutar kembali modal sehingga uangnya terus berkembang.

Dia lantas mengembangkan usaha cetak fotokopi untuk buku diktat. Bukan hanya teman-teman kuliahnya, dosen-dosen pun mulai menjadi pelanggannya. Dari keuntungan Rp15 ribu, labanya terus meningkat menjadi puluhan ribu dan kemudian menjadi ratusan ribu rupiah (Ibid, hal 14)
  • 2. Menjadikan modal untuk menciptakan peluang
Dengan perputaran modal yang makin besar, Chairul berpikir bagaimana agar uang itu terus berkembang. Pada saat itu dia melihat ruang di bawah tangga kampusnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang tidak terpakai. Dia melihat tempat tersebut ramai oleh lalu lalang mahasiswa. Dia berpikir kalau ruang di bawah tangga tersebut dijadikan tempat usaha bisa mendatangkan laba yang cukup baik. Usaha fotokopi adalah ide yang terlintas di pikirannya waktu itu. Daripada mondar-mandir ke tempat yang agak jauh untuk fotokopi murah, lebih baik Chairul membuka usaha di kampus (Ibid, hal 108).
  • 3. Mengembangkan modal dengan mencari partner yang sesuai
Jika Anda merasa belum cukup modal, Anda bisa mencari partner untuk berbagi usaha dengan sistem bagi hasil. Hal tersebut yang dilakukan Chairul Tanjung. Karena tidak punya mesin fotokopi, ia pun mencari partner untuk berbagi usaha. Dia menerapkan sistem bagi hasil dengan pengusaha fotokopi kenalannya. Setiap lembar fotokopi, Chairul akan mendapatkan Rp2,5 rupiah. Agar tidak dibohongi, dia mempelajari pengaturan mesin fotokopi dan bisa mengetahui berapa lembar kertas difotokopi hari itu. Dia pun tinggal meminta uang setoran tiap sore dan uang datang tanpa usaha yang berat (Ibid, hlm. 15).
Selain ketiga hal tersebut, dalam seminar yang diadakan sebuah media di Jakarta (4 Februari 2015), Chairul juga selalu menekankan pentingnya untuk berbuat lebih dibandingkan dengan orang lain. Artinya adalah jika Anda ingin manajemen keuangan berjalan baik, Anda juga perlu lebih berdisiplin dalam mengaturnya serta lebih tegas dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran. Jangan sampai keuntungan yang didapat terlanjur dinikmati sehingga lupa membesarkan usaha.

Kesimpulan

Jika tiga kunci, yaitu kerja keras, kerja cerdas, dan ikhlas dilakukan, ia yakin dapat berhasil.
"Artinya kita memiliki potensi maju luar biasa bagi individu dan negara, kalau mau bekerja keras sungguh-sungguh, kerja cerdas, dan ikhlas. Tiga kunci itu akan bisa menghasilkan hasil kerja yang baik," kata CT 

Indonesia membutuhkan ribuan pengusaha seperti dirinya agar bangsa Indonesia dapat maju dan masyarakatnya sejahtera. "Indonesia butuh  ribuan CT yang lain dan saya yakin Indonesia memiliki banyak CT yang lain," katanya.

Ikhlas dan sabar dalam berproses juga menjadi salah satu kunci penting CT, sehingga bisa sukses. Ia menuturkan, bangsa Indonesia memiliki penyakit ingin segala sesuatunya instan. Segala kesuksesan, akan datang melalui sebuah proses.

Quotes 

Gambar terkait

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Pembuatan Kertas